Sabtu, 26 April 2014

Perilaku Produsen


1.       Produksi
Adalah kegiatn menambah faedah suatu benda/ menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
a.       Tujuan kegiatan produksi
Adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
b.      Faktor-faktor produksi
Yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Antara lain:
1)      Alam
Ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi.
2)      Tenaga kerja
Merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi.
3)      Modal
Sebagai penunjang dalam mempercepat/ menambah kemampuan dalam memproduksi.
4)      Keahlian
Merupakan faktor yan sangat penting dalam menentukan maksimal/ tidak hasil suatu proses produksi.
c.       Macam-macam sifat produksi yang dapat dipilih produsen:
1)      Produksi satuan
2)      Produksi masa
3)      Produksi seri
4)      Produksi pesanan
2.      Produsen
Adalah para individu/ badan yang mempunyai kegiatan membuat barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen, mendistribusikannya, serta menjualnya kepada konsumen.
3.       Teori Perilaku Produsen
Erat kaitannya dengan:
-Menjadi kreator dan desainer dalam penciptaan barang/ jasa.
-Memilih, mengkombinasikan faktor-faktor produksi dan teknologi, serta
  mendyagunakan secara efisien.
-Memilih tempat dan menata letak mesin untuk proses produksi.
-Melaksanakan proses produksi untuk meningkatkan daya guna barang/ jasa dan
  memperbanyak persediaan barang/jasa untuk kepentinga masyarakat.
-Mendistribusikan dan menjual barang/ jasa kepada konsumen.
a.       Klasifikasi faktor produksi
1)      Faktor produksi tetap
Yaitu faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu. Contoh: gedung dan mesin.
2)      Faktor produksi variabel
Yaitu faktor produksi yang dapat diubah dengan cepat dalam jangka pendek. Contoh: tenaga kerja dan bahan baku.
Keputusan yang diambil produsen berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dapat dibedakan atas dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
b.      Perluasan produksi
Dapat dilakukan dengan jalan menambah faktor produksi (ekstensifikasi) atau meningkatkan produktivitasnya (intensifikasi). Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan sarana yang ada dengan memperhatikan:
1)      Keterbatasan faktor produksi
2)      Besar kecilnya pengaruh penambahan input terhadap output.
Dalam meningkatkan produksi pertanian, perlu diteliti kombinasi penambahab input yang diperkirakan akan memberikan output paling besar (paling maksimal)
3)      Produk total, produk marjinal, produk rata-rata
Jumlah output yang dihasilkan selama periode waktu tertentu disebut sebagai produk total (total product -TP). Sedangkan pertambahan output yang dihasilkan dari pertambahan satu unit faktor produksi variabel (misal: tenaga kerja) dinamakan produk marjinal (marginal product-MP). Jika produk total dibagi dengan jumlah faktor produksi variabel yang digunakan untuk memproduksi, maka akan dihasilakn produk rata-rata (average product-AP). Bentuk matematisnya dapat ditulis:

MP =
ΔTP
ΔL

AP =
TP
L

Dimana:           MP= Marginal Product
AP= Average Product
TP= Total Product
L  = Tenaga Kerja
Δ  = Selisih

4)      Hukum produk marjinal yang semakin menurun
Mula-mula penambahan jumlah pekerja tentu akan meningkatkan hasil produksi. Namun jika pekerja terus ditambah, tempat/ lahan produksi menjadi terlalu sesak oleh pekerja dan hasil kerja mereka tidak lagi maksimal.





5)      Hubungan antara produk total, produk marjinal, dan produk rata-rata
Di titik A produk marjinal mencapai nilai maksimal, sedangkan kurva produk total berubah bentuknya dari cenbung menjadi cekung terhadap titik nol (origin).
Di titik B produk rata-rata mencapai nilai maksimal. Kurva produk marjinal memotong produksi total bersinggungan dengan garis lurus dari titik origin dengan slope terbesar.

Di titik C, ketika produk total mencapai angka maksimal, besarnya MP adalah nol.

Selasa, 22 April 2014

Teori Perilaku Konsumen

Adalah upaya orang-orang untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhannya, baik barang atau jasa, melalui upaya pemenuhan sendiri maupun dengan menggunakan daya beli yang dimiliki.
a.       Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal
1)      Nilai guna total ( total utility)
Yaitu tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen saat/ setelah mengkonsumsi sejumlah barang/ jasa tertentu secara keseluruhan. Contoh: suatu kecenderungan pembelian durian di tiap kios buah dan supermarket, pada Minggu I jumlah durian yang terjual oleh pemasok adalah 15 ton dan Minggu II 20 ton, berarti nilai guna total durian sebesar 5. Hal ini menunjukkan meningkatnya kepuasn total konsumen terhadap durian.
2)      Nilai guna marjinal ( marginal utility)
Yaitu perubahan kepuasan yang dinikmati dari setiap barang/ jasa yang dikonsumsi. Contoh: suatu potong kue I mempunyai nilai guna total 20, kemudian satu potong II menghasilkan nilai guna total 35, sehingga nilai guna marjinalnya adalah 15.
b.      Nilai Guna dan Kepuasan
Teori kardinal dan masalah kepuasan
Disebut sebagai teori nilai guna dengan mengkuantifikasikan ( menghitung tingkat) kepuasan.
1)      Kepuasan yang semakin menurun (Hukum Gossen I)
Contoh: dalam kehidupan sehari-hari adalah bila seseorang mengkonsumsi air minum. Bagi oarang yang sedang haus, air dalam gelas I mempunyai nilai yang sangat tinggi karena mampu melepaskan kehausannya. Kemudian air gelas II masih mempunyai nilai tinggi karena akan memenui kepuasannya. Namun kepuasan dari air dalam gelas berikutnya sudah berkurang. Apalagi kalau ditambah dengan air gelas berikutnya, sudah dianggap tidak memuaskan lagi.

konsumsi air minum
nilai guna total
nilai guna marjinal
 Pertama
40
40
Kedua
70
30
Ketiga
        90
20
Keempat
100
10
Kelima
100
0
Keenam
90
         -10
                                                                                   
Bunyi Hukum Gossen I: Hukum Nilai guna marginal yang semakin menurun
Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh”
2)      Dampak penurunan ilai guna total terhadap nilai marjinal
Hukum Gossen I memperlihatkan turunnya kepuasan setelah melampaui tngkat kepuasan maksimal. Dampak dari penurunan nili guna total ini berbanding lurus dengan nilai marjinal. Sehingga apabila nilai guna total turun maka nilai guna marjinal juga turun”.
3)      Keseimbangan nilai guna (Hukum Gossen II)
Contoh: jika seseorang merasakan lapar dan haus maka ia butuh makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhannya. Ia kemudian membeli makanan dan minuman sampai ke batas kekenyangannya. Seandainya uangnya sisa ikan dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Bunyi Hukum Gossen II:
“pada dasarnya, orang berusaha supaya kebutuhannya yang berbagai jenis itu dipenuhi secara harmonis. Dengan kata lain setiap orang akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya sedemikian rupa, hingga dicapai suatu keseimbangan”.
Dengan kata lain :
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”

Dengan menggunakan pendekatan kardinal, kepuasan meksimum yang akan dicapai konsumen secara matematis dapat ditunjukkan dengan persamaan:
MU
=
MUB
=
MUC
PA
PB
PC

Untuk mengkonsumsi dua macam barang yang berbeda dengan harga yang berbeda, rumus kepuasan maksimal adalah:
MUA
=
MUB
atau
MUA
=
PA
PA
PB
PB
PB

Dimana:           MU                  = Marginal Utility
 P                     = Price

A, B, C,...        = jenis barang